"belajar cepat dan mudah di bellville musikal"
Bagaimana masa depan Musik Jazz?
Guru Gitar dan Gitaris Jazz Belitung Enam Senar
Tyas Arista,S.Pd
10/28/20243 min baca


Saat pertanyaan “apa itu jazz” ditujukan kepada Louis Armstrong, jawabannya yang terkenal adalah “kalau kamu bertanya, kamu tidak akan pernah tahu.” Apapun maksudnya, paling tidak jawaban Armstrong mengimplikasikan bahwa jazz bisa dikenali, meskipun tidak harus bisa dijelaskan dengan kata-kata. Dan memang benar, tidak seperti musik lainnya, jazz menolak defenisi. Bahkan kata “jazz” tak teridentifikasi, lima atau enam bahasa mengklaimnya, tetapi sejauh ini belum ada yang dapat menentukan sumber linguistiknya secara meyakinkan. Bahkan pengetahuan tentang jazz selalu tertinggal oleh perkembangan musik jazz itu sendiri, itu bisa jadi karena musik jazz hanya diskusikan secara dangkal dan tanpa informasi yang memadai.
Beberapa orang menganggap jazz sebagai musiknya Duke Ellington, Count Basie, Dizzy Gillespie, dan Charlie Parker, dengan kata lain musik yang telah berumur seratus tahun lebih itu telah dimainkan oleh musisi-musisi hebat yang sudah lama wafat. Di tahun 1950-an dan 1960-an jurnalis jazz biasa bertanya “bagaimana masa depan jazz?”, “apakah jazz sudah mati?”. Kita akan tergoda untuk menjawab pertanyaan terakhir dengan cara yang selalu digunakan oleh Sun Ra, “Jazz tidak mati”, Jazz tidak akan mati, musisinyalah yang mati, jazz akan tetap ada!!!
Semua pembicaraan mengenai jazz sebagai metafor dan simbol itu bisa baik atau buruk untuk musik jazz itu sendiri, tapi itu adalah masalah yang lain. Begitu musik itu terlepas dari asal-usul dan praktiknya, dan dibebaskan menjadi semacam wacana, “Jazz” bisa menimbulkan konsekuensi yang aneh dan tak terduga. Seperti diungkapkan oleh musisi Don Byron, saat ini semua orang ingin berpakaian jazz, minum jazz, bicara jazz, bahkan menjadi jazz!!!
Kini semua orang ingin mempelajari jazz, mengapa tidak? Sifat jazz yang hybrid, sintesis, inklusif, modalitas aktifitas intelektual yang prestise, suatu komoditi industri yang menjanjikan serta bisa dikombinasikan telah menjadi model menarik bagi budaya modern. Dan sebagai suatu paradigma, jazz tidak menunjukkan tanda-tanda akan memudar di abad
yang baru, Sekarang jazz terdengar dimainkan oleh musisi-musisi hebat di tempat-tempat seperti Sisilia, Archangelsk (diatas Artic Circle di Rusia), Afrika Selatan, India, Jepang, Nigeria, kepulauan faroe, Jamaika, Kuba, Azerbaizan, Brazil, Argentina, Spanyol, Lapland, tak terkecuali juga dengan Indonesia, dengan segala hiruk pikuknya dan negara-negara dibelahan dunia lainnya. Mereka semua memperlakukan jazz, serasa milik sendiri dengan infleksi lokal, tapi masih bisa dikenali sebagai bagian dari keluarga jazz.
Berbicara tentang jazz, erat kaitannya dengan sejarah jazz tradisional dari orang-orang afro-amerika, dan itu terlihat sangat berat dan tidak sesederhana yang dibayangkan. Saat ini para musisinya sudah tidak ada lagi dan apa yang telah mereka lakukan sudah banyak dibahas, sehingga masa keemasan musik jazz terlihat semakin jauh karena tidak ada lagi yang menarik. Bagaimana menampilkan musik jazz secara langsung apabila semua hal yang membuat jazz menjadi menarik sudah tidak ada lagi, sementara sekarang untuk mendengarakan musik jazz itu sendiri sangatlah mudah, hanya dengan mendengarkannya melalui rekaman via youtube dan lain sebagianya, apakah itu menarik?
Kemungkinan jawaban untuk pertanyaan itu yang pertama adalah dengan cara postmodern, yaitu membuat musik jazz terdengar seperti baru saja diciptakan oleh generasi baru. Anda dapat mendengarkannya melalui grup-grup yang bermain dengan sampler atau elektronik, juga melalui pendekatan musisi muda terhadap komposisi lama, yaitu dengan mempertahankan melodi aslinya, tetapi struktur harmoninya dikurangi sampai satu atau dua akor atau menjadi nada pedal. Dengan cara itu setiap nada sengaja diolah, dan frasa serta irama konvensional berubah secara drastis sehingga menimbulkan pertanyaan terhadap bentuknya itu sendiri.
Kemunginan jawaban kedua adalah dengan cara melangkah mundur, yaitu menjadi lebih klasik, menggunakan kebesaran masa lampau, menjadikannya lebih berharga, menciptakan aturan, dan mengangkat taraf musik tersebut. Itu berarti bermain dengan cara yang sama dilakukan oleh musisi-musisi zaman dahulu, yatu menggunakan bentuk dan gaya bermusik mereka tetapi mengenakan busana yang lebih kontemporer. Dan dilain pihak berarti memainkan transkip karya-karya jazz terbesar. Sejak bertambah majunya dunia rekaman para musisi telah membuat transkip dan menulis permainan solo musisi jazz terkenal zaman dahulu untuk di pelajari, dimainkan, bahkan ditampilkan. Terkadang salinan ini diterbitkan dalam bentuk buku licks, dimana motif karakteristik dan ciri khas para pemain hebat tersebut tersedia bagi musisi lain untuk dimasukkan kedalam permainan solo mereka, atau dalam kasus lain permainan solo ditulis secara keseluruhan untuk dimainkan oleh suatu grup dalam bentuk harmoni.
Kemungkinan jawaban ketiga adalah dengan menjadikannnya lebih pop menghilangkan banyak tradisi dan patokan masa lampau, mempelajari jenis musik baru, berpenampilan lebih kontemporer, bahkan menjadi lebih elektronik. Atau cara lainnya dengan menjadi lebih etnik, dan mengkeksplorasi hal-hal yang benar-benar baru, mematahkan semua aturan yang ada, terus berinovasi dan cenderung lebih maindstream sehingga bisa diterima secara umum, jika begitu adanya, kemungkinan yang akan terjadi harus siap dengan segala konsekuensi jika anda akan dikatakan tidak nge-jazz dan nge-swing. Agak lucu memang!!!
Tentu saja maksudnya adalah musik jazz selalu dan telah melakukan hal-hal tersebut diatas. Max Harison suatu saat pernah mengatakan bahwa musik jazz tidak bisa mengulang masa lalu dan tidak juga keluar dari masa lalu. Jazz adalah sesuatu yang selalu bertambah dan berubah dari sesuatu yang telah ada sebelumnya. Musik yang mudah saja melarikan diri dari ketentuan-ketentuan awalnya semudah menghindar dari ramalan-ramalan yang sudah diperkirakan sebelumnya. Musik seperti ini akan selalu menjadi kontroversial.